Tinggalkan Premier League dan Pindah Ke J-League
Tinggalkan Premier Justin Hubner buka-bukaan terkait keputusan mengejutkannya, yaitu meninggalkan Wolverhampton Wanderers untuk bergabung dengan Cerezo Osaka. Bek timnas Indonesia ini mengaku punya alasan serius atas keputusannya.
Menurut Justin Hubner, dirinya tidak pernah gegabah dalam memutuskan untuk pindah. Pemain berusia 20 tahun ini meyakini langkah tersebut akan memberikan efek positif bagi kemajuan karirnya di bidang sepak bola profesional.
Dilansir dari onefootball, Justin Hubner mengatakan, Saya senang bisa bermain untuk Cerezo Osaka sekarang. Itu bagus bagi saya, karena saya butuh suasana baru untuk bermain pada tim utama. Saya pikir bermain di Jepang akan menjadi peluang bagus bagi saya. Lebih baik daripada bermain di tim U- 21 tim. Selain itu, menurut saya Liga Jepang sangat bagus dibandingkan beberapa liga Eropa. Jadi, akan berguna untuk perkembangan saya dengan mendapatkan suasana baru bermain sepak bola.
Sebelumnya, Justin Hubner kembali membuat kejutan dalam karier nya di lapangan hijau. Setelah menembus tim utama Wolves, kali ini pemain berusia 20 tahun itu pindah ke klub J-League Cerezo Osaka. Justin Hubner di pinjamkan ke Cerezo selama satu musim dengan cara menandatangani sebuah kontrak segera setelah menerima visa.
Tinggalkan Premier Pindahnya Justin Hubner Dinilai Akan Menghancurkan Karirnya
Kepergian Justin Hubner membuat sebagian pecinta sepak bola Tanah Air kurang bersemangat untuk mendukung pemain tersebut. Itu karena mereka yakin ini adalah kehancuran karier Justin Hubner pada ajang sepak bola.
Langkah Justin Hubner tersebut di nilai tidak lazim, mengingat beberapa klub Inggris, jarang meminjamkan pemainnya ke klub Jepang. Hal ini, membuat pendukung Indonesia pun langsung bereaksi di kolom komentar akun Instagram klub tersebut.
Beberapa pendukung menganggap langkah Justin Hubner ini sebagai kemunduran dalam karirnya, karena ia berpindah dari liga terbaik dunia dan hanya menjadi liga tingkat Asia saja. Namun jika di cermati, bek kelahiran Belanda itu bisa saja melakukan langkah brilian.
Pada usia 20 tahun, Justin Hubner belum pernah melihat sepak bola tingkat tinggi. Makanya Wolves memilih untuk tidak meminjamkannya ke klub papan bawah Premier League seperti yang berulang kali di rasakan oleh Elkan Baggott.
Alih-alih di kirim ke klub Championship atau Ligue 1, Justin Hubner malah dikirim ke klub papan atas di liga top Asia. Dari sisi klub Asia, namun timnas Indonesia masih diuntungkan karena Justin Hubner masih akan menjalani proses belajar di negara terbaik di Asia tersebut LIGALGO .
Menurut pihak klub, Wolves menilai Cerezo adalah tempat yang pas bagi bek muda tersebut untuk berkembang. Perjalanan karier Kaoru Mitoma bisa menjadi acuan untuk menunjukkan bahwa langkah tersebut mampu membawa hasil besar.
Kaoru Mitoma tidak hanya menikmati sepak bola remaja profesional dan tetap mengikuti turnamen tingkat tinggi sampai ia dewasa. Bahkan ia langsung terjun ke J-League di usia 22 tahun bersama Kawasaki Frontale, lalu di lirik pencari bakat muda dari Brighton and Hove Albion. Seperti Mitoma, Justin Hubner bisa menggunakan J-League sebagai batu loncatan untuk bersaing di kompetisi Eropa di masa depan.
Setelah lulus dari J-League, Mitoma di incar oleh klub Belgia Union Saint Gilloise. Hanya butuh dua tahun bagi Mitoma dari J-League untuk menjadi bintang Premier League seperti sekarang. Sebagai penikmat bola, jadi kita tunggu saja perkembangan karir Justin Hubner. Apakah bisa meningkat atau tidak? Itu semua bergatung sama kemanpuan Justin Hubner sendiri.